Mereka datang tanpa diharapkan. Mereka mendatangi dan minindas kami satu-persatu, tanpa ijin ya tentu mereka datang dengan penuh kemarahan yang tidak kami ketahui apa penyebabnya. Tidak sedikit korban jiwa yang mereka jatuhkan. "TERKUTUK" mungkin itulah doa-doa yang paling baik untuk mereka.
Jiwa kami bergemuruh di tengah-tengah keributan yang tak dapat kami gambarakan betapa sadisnya mereka menindas kami. Bukan fisik yang terluka, tapi fikiran kami yang terluka. Bahkan hancur menjadi serpihan abu yang berterbangan.
Generasi muda kami hancur, masa depan yang kami gambarkan indah, menjadi masa depan yang menakutkan. Kami tidak siap untuk melangkah menuju dunia baru. berdetiknya jarumnya menggetarkan raga yang melubur di permukaan bumi yang kami hentakkan ini. "sakit" kami menjerit kesakitan, masa lalu menjadi cerita yang suram bagi kami. Dimana saat itu kami membangun sebuah kesalahan besar tanpa kami pikirkan akibat untuk masa depan kami.
Malu, kenapa masalalu tidak dapat kembali. kami yang telah menjadi sampah masyrakat ini di ombang-ambing perasaan malu. Kami di hina, keberadaan kami sudah tidak diharapkan kembali.
kalau sudah begini siapa yang akan membanggkan kami....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar